Monday, November 2, 2009

Raja Properti Dr (HC) Ir.Ciputra di Makassar

Raja Properti Dr (HC) Ir Ciputra Tularkan Entrepreneurship di Makassar
Thu, 30/04/2009 - 14:33 — geewaq

Satu Proyek Hidupkan 100 Industri Lokal


Raja properti Dr (HC) Ir Ciputra tak pernah capai mengembangkan jiwa entrepreneurship kepada publik di Indonesia. Setelah keliling di beberapa kota di Jawa, bos Ciputra Group itu kemarin menularkan "virus" itu ke Makassar.



KONSEP pendidikan yang memberi perhatian pada pola pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) tak bisa ditolak lagi. Sebab, kata Pak Ci, panggilan akrab Ciputra, dalam kondisi krisis seperti saat ini pola itu dapat menciptakan tenaga-tenaga kerja yang kreatif yang mampu menciptakan lapangan kerja. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia.



Ciputra mengaku bangga negeri ini masih punya bibit-bibit unggul entrepreneur andalan. Beberapa hari lalu, lanjut dia, dia bertemu seorang pengusaha di Hotel Ciputra yang mau berinvestasi di Luwu, Sulsel. Kepada Pak Ci, pengusaha itu bercerita mau mengembangkan pabrik pengolahan rumput laut menjadi bubuk.



"Komoditas ini akan diterima oleh Jepang dan Korea yang permintaannya sampai saat ini sulit dipenuhi. Ini menunjukkan, dia memiliki jiwa entrepreneur yang akan memanfaatkan komoditi lokal kita," tambah dalam acara "CEO Talk Entrepreneurship: Strategi Menghadapi Krisis" di Clarion Hotel and Convention, tadi malam.



Menurut Ciputra, masih banyak lagi peluang usaha yang bisa digarap asal pengusaha kreatif. Misalnya, Singapura merupakan negara penghasil essence (intisari) untuk parfum. Padahal, sebagian besar bahan bakunya diambil dari Indonesia dengan harga murah. Ironisnya, saat yang sama Indonesia mengimpor produk olahan dari Singapura.



"Hal ini bisa dijadikan pelajaran bagi Indonesia untuk mendirikan industri pengolahan," katanya.

Ciputra mengakui untuk mencetak jiwa entrepreneurship tidak gampang. Ciputra bahkan mengusulkan anggaran sekitar Rp 10 triliun setiap tahunnya untuk pengembangan kemampuan entrepreneurship di dunia pendidikan. Ciputra sendiri juga menggandeng kerja sama dengan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas untuk mengejawantahkan gagasan ini. Tahun ini, misalnya, mereka menyiapkan anggaran Rp 114 miliar untuk mengembangkan pola entrepreneurship di Indonesia.



Ciputra menambahkan, jumlah entrepreneur di Indonesia pada 2007 masih sangat minim jika dibandingkan jumlah penduduk. Yakni, hanya 0,18 persen atau 440.000. Idealnya, Indonesia memiliki 4,4 juta entrepreneur atau berkisar 2 persen dari jumlah penduduk.



Jika dibandingkan dengan Singapura pada 2005, kata Ciputra, Indonesia juga kalah jauh. Sebab, rasio jumlah entrepreneur di Negari Singa mencapai 7,2 persen. Demikian pula, Amerika Serikat pada 2007 mencapai 11,5 persen entrepeneur.



"Saatnya pemerintah kita mengubah pola pendidikan dari menciptakan lulusan pencari kerja kepada sarjana pencipta lapangan kerja. Dengan demikian negara ini akan bisa survive dalam terpaan krisis. Sebab, a masyarakatnya bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain," ujar Ciputra.



Dalam acara tadi malam hadir Pimpinan Wilayah Bank Mandiri Makassar Agus Fuad, pemilik Clarion Hotel and Convention Willianto Tanta, pemilik PT Sinar Galesong Pratama Rizal Tandiawan dan Jacky Tandiawan, para eksekutif perbankan, serta calon penghuni Citraland Celebes.



Founder Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC) ini menceritakan, pemerintah Amerika pasca peledakan bom atom di Jepang pada 1945 sudah memikirkan bagaimana anak-anak mereka 20 tahun mendatang. Sejak saat itu, mereka mengubah pola pendidikannya menjadi entrepreneurship.



"Makanya, pada era 1965 hingga 1985, tumbuh lapangan kerja yang sangat besar dari lulusan-lulusan muda." katanya.

Pak Ci lalu menceritakan pengalamannya sendiri sebagai entrepreneur di Sulsel. Pembangunan proyek Citraland Celebes yang kini dikerjakannya mampu menghidupkan 100 industri lokal. Proyek yang menelan investasi Rp 350 miliar di lahan 30 hektare di Kabupaten Gowa (dekat Makassar) mendorong tumbuhnya para pengusaha yang mendukung proyek tersebut.



"Pertumbuhan ekonomi jelas memunculkan masyarakat pebisnis baru, baik level menengah maupun kelas atas. Ada 100-an industri ikutan yang akan dihidupkan dari proyek properti itu," tambah Direktur Ciputra Bing Sugiarto Chandra dalam jumpa pers di Clarion Hotel.



Ciputra menjelaskan, khusus untuk di kawasan timur Indonesia, Ciputra Group sudah mengembangkan sektor properti di Kalimantan, Manado, Sulsel, dan dalam waktu dekat di Ambon. "Kami awali pembangunan di Kalimantan. Di sana, kami telah membangun perumahan Citraland di tiga kota. Setelah itu di Manado yang dimulai di lahan seluas 80 hektare dan sekarang menjadi 120 hektare," urai Ciputra.(die)

No comments:

Post a Comment